TUGAS AKHIR INDIVIDU
Perusahaan
Ayam Pedaging (Broiler)
“JAYA MANDIRI
03”
Ma-kul :
Sistem Akuntansi
Dosen Pengampu : Nurdin Hidayat. S.pd.,M.Pd
Di
susun Oleh:
Nama: Saiful Bahri
NPM : 10150097
Kelas :
Ekonomi v B
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN
PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
BANDAR LAMPUNG
2012-2013
Profil Perusahaan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Ayam pedaging merupakan suatu jenis varietas unggul
saat ini. Hal ini dikarenakan jenis ayam ini mampu berproduksi 4 x lebih cepat
dibandingkan jenis ayam kampung. Ayam ras (ayam pedaging) dapat dikembangkan
secara tradisional maupun secara modern. Pengembangan secara tradisional yang
dimaksud adalah dengan pemeliharaan yang dilakukan sebagai usaha sambilan tanpa memperhitungkan
untung-rugi dan tidak menggunakan teknologi maju dalam pemeliharaannya.
Sedangkan pengembangan secara modern merupakan sistem yang aspek
pemeliharaannya dilakukan secara intensif, meliputi upaya seleksi dalam
pengadaan bibit, perkandangan, vaksinasi, sosial ekonomi serta dari segi aspek
hukum.
Sistem pemeliharaan merupakan suatu aspek penting dalam pengembangan usaha ini.
Karena dengan pemeliharaan yang baik, pastilah tumbuh kembang ternak ini akan
jauh berbeda dengan sistem pemeliharaan yang kurang baik. Perbedaan tersebut
akan tampak dari output produksi yang dihasilkan.
Dalam dunia bisnis, memperoleh keuntungan besar
dalam waktu yang cepat merupakan target utama pengelolanya. Hal ini akan
tercapai jika pengelola mampu memanajemen seluruh aspek produksi se-efisien
mungkin. Pengelolaan yang baik tersebut meliputi banyak hal. Sebagai contoh dalam
pengelolaan usaha ternak ayam pedaging, peternak dituntut untuk benar-benar
menguasai konsep ilmu dasar dalam pengembangan usaha yang hendak dikembangkan
tersebut. Hal ini bertujuan agar alur kemajuan
usaha dapat tercapai sesuai target yang diinginkan. Adapun konsep ilmu
dasar dalam pemeliharaan ayam pedaging ini adalah :
1.
Pengetahuan tentang penggolongan zat makanan.
2. Pengetahuan tentang fisiologi pencernaan
dalam ilmu makanan
seperti:
a. Jenis dan kapasitas sistem pencernaan
b. Anatomi dan jenis sistem pencernaan
c. Penyerapan zat-zat makanan oleh ternak
3. Pengetahuan akan bahan makanan ternak serta
nilai kandungan gizi nya.
4. Pengetahuan tentang penyusunan ransum
makanan.
Hal ini pastilah akan sangat berbanding terbalik
dari segi output produksi Oleh karena
itu guna pemenuhan kebutuhan masyarakat,
pemeliharaan jenis ayam ini terus meningkat dan berkembang. Di samping hal tersebut seiring pemenuhan kebutuhan akan sumber protein
hewani yang sangat terbatas, maka usaha peternakan ayam pedaging merupakan
suatu peluang besar untuk mendapatkan
keuntungan ekonomi yang maksimal.
1.2.
Tujuan dan Sasaran
Adapun tujuan dan sasaran usaha
peternakan ayam pedaging ini adalah :
a. Pemenuhan akan kebutuhan
sumber protein hewani bagi masyarakat
b. Memproduksi ayam pedaging
dalam skala waktu yang relatif cepat
c. Menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat sekitar tempat produksi
d. Memperoleh keuntungan ekonomi
dari pelaksanaan usaha ini
e. Upaya pengembangan
pemeliharaan ayam pedaging dikemudian
hari
BAB II
ISI
2.1. Profil Perusahaan
Pengusaha
peternak ayam potong pak Imron adalah pengusaha yang bergerak dibidang
peternakan. Pengusaha ayam potong pak Imron ini beralamat di desa Mataram,
Kecamatan Bandar Mataram, Kabupaten Lampung Tengah, Indonesia.
Tujuan dari pengusaha ini adalah untuk produksi ayam potong yang
berkualitas,yang kemudian dapat mampu menyerap tenaga kerja, dan pada
akhirnya dapat membantu menguatkan perekonomian penduduk disekitar
pengusaha.dapat menciptakan lapangan kerja.
Setelah berjalan beberapa lama dengan nama jaya mandiri 03 dan
cukup lancar memproduksi ayam potong yang berkualitas yang mampu bersaing di
pasaran.
Pada awalnya bapak Imron memulai usaha ini dengan modal seadanya, dengan
modal pengalaman yang didapatnya ketika menjadi karyawan sebuah perusahaan ayam
yang dulu pernah ia bekerja. Pertama bapak Imron hanya memulai usahanya dengan
modal Rp. 5.250.000, modal ini hanya modal pengisian sampai panen, belum
termasuk pembuatan kandang dll.
Modal bapak Imron ketika memulai usaha ini secara total sekitar Rp.10.400.000,
modal ini baru modal semua dari pembuatan kandang sampai panen.(dalam 1 kali
panen).
Ø Struktur Organisasi pengusaha ayam potong
Struktur organisasi mempunyai peranan penting dalam suatu perusahanaan
untuk mencapai tujuan dari perusahaan itu sendiri. Struktur organisasi dapat
menunjukan pembagian tugas dan wewenang dari setiap posisi dalam struktur
organisasi yang jelas
Adapun uraian tugas, wewenang, dan tanggung jawab pada masing-masing
jabatan dalam struktur organisasi pada perusahaan jaya mandiri 03 adalah
sebagai berikut:
Ø Pemilik Usaha
1. Bertanggung jawab penuh terhadap pengusaha
2. Membuat strategi pengusaha
3. Membuat rencana program kerja pengusaha yang mendukung
visi dan misi pegusaha kedepan
4. Menetapkan tugas, tanggung jawab,
dan wewenang dari semua karyawan
5. Mengevaluasi program kerja dan mengatasi permasalahan
yang muncul dalam perusahaan
6. Memilih, mengangkat dan memberhentikan karyawan
7. Menetapkan rencana jangka panjang perusahaan
ü Karyawan
1. Merawat, mengawasi dan menjaga ternak.
ü Visi dan Misi Pengusaha
Adapun visi misi dari perusahaan jaya mandiri 03 adalah
sebagai berikut :
ü Visi Perusahaan
perusahaan jaya mandiri 03 memiliki
visi sebagai mitra/partnerstrategis yang sanggup memberikan kepuasan dan
memberikan produksi yang berkualitas.
ü Misi Perusahaam
Misi perusahaan perusahaan jaya mandiri 03 sebagai
dasar kebijakan, yaitu :
1.
Membuat hasil produksi yang tinggi dan berkualitas
2.
Dapat mencipta lapangan kerja bagi masarakat setempat
3.
Dapat mengembangkan perternakan yang berkualitas
kedepan
2.2.
Analisis Perusahaan
2.2.1. Sentra Peternakan
Ayam
telah dikembangkan sangat pesat disetiap negara. Di Indonesia usaha ternak ayam
pedaging juga sudah dijumpai hampir disetiap propinsi
2.2.2. Jenis Ternak
Dengan
berbagai macam strain ayam ras pedaging yang telah beredar dipasaran, peternak
tidak perlu risau dalam menentukan pilihannya. Sebab semua jenis strain yang
telah beredar memiliki daya produktifitas relatif sama. Artinya seandainya
terdapat perbedaan, perbedaannya tidak menyolok atau sangat kecil sekali.
Dalam
menentukan pilihan strain apa yang akan dipelihara, peternak dapat meminta
daftar produktifitas atau prestasi bibit yang dijual di Poultry Shoup. Adapun
jenis strain ayam ras pedaging yang banyak beredar di pasaran adalah: Super 77,
Tegel 70, ISA, Kim cross, Lohman 202, Hyline, Vdett, Missouri, Hubbard, Shaver
Starbro, Pilch, Yabro, Goto, Arbor arcres, Tatum, Indian river, Hybro, Cornish,
Brahma, Langshans, Hypeco-Broiler, Ross, Marshall”m”, Euribrid, A.A 70,
H&N, Sussex, Bromo, CP 707.
2.2.3.
Persyaratan Lokasi
a) Lokasi yang cukup jauh dari keramaian/perumahan penduduk.
b) Lokasi mudah terjangkau dari pusat-pusat pemasaran.
c) Lokasi terpilih bersifat menetap, artinya tidak mudah terganggu oleh
keperluan-keperluan lain selain untuk usaha peternakan.
2.2.4.
Pedoman Teknisi Budaya
Sebelum
usaha beternak dimulai, seorang peternak wajib memahami 3 (tiga) unsur produksi
yaitu: manajemen (pengelolaan usaha peternakan), breeding (pembibitan) dan
feeding (makanan ternak/pakan)
i.
Penyiapan Sarana Dan Peralatan
a)
Perkandangan
Sistem
perkandangan yang ideal untuk usaha ternak ayam ras meliputi: persyaratan
temperatur berkisar antara 32,2-35 derajat C, kelembaban berkisar antara
60-70%, penerangan/pemanasan kandang sesuai dengan aturan yang ada, tata letak
kandang agar mendapat sinar matahari pagi dan tidak melawan arah mata angin
kencang, model kandang disesuaikan dengan umur ayam, untuk anakan sampai umur 2
minggu atau 1 bulan memakai kandang box, untuk ayam remaja ± 1 bulan sampai 2
atau 3 bulan memakai kandang box yang dibesarkan dan untuk ayam dewasa bisa
dengan kandang postal atapun kandang bateray. Untuk kontruksi kandang tidak
harus dengan bahan yang mahal, yang penting kuat, bersih dan tahan lama.
b)
Peralatan
a. Litter
(alas lantai) Alas lantai/litter harus dalam keadaan kering, maka tidak ada
atap yang bocor dan air hujan tidak ada yang masuk walau angin kencang. Tebal
litter setinggi 10 cm, bahan litter dipakai campuran dari kulit padi/sekam
dengan sedikit kapur dan pasir secukupnya, atau hasi serutan kayu dengan panjang
antara 3–5 cm untuk pengganti kulit padi/sekam.
b. Indukan
atau brooder Alat ini berbentuk bundar atau persegi empat dengan areal
jangkauan 1-3 m dengan alat pemanas di tengah. Fungsinya seperti induk ayam
yang menghangatkan anak ayamnya ketika baru menetas.
c. Tempat
bertengger (bila perlu) Tempat bertengger untuk tempat istirahat/tidur, dibuat
dekat dinding dan diusahakan kotoran jatuh ke lantai yang mudah dibersihkan
dari luar. Dibuat tertutup agar terhindar dari angin dan letaknya lebih rendah
dari tempat bertelur.
d. Tempat
makan, minum dan tempat grit Tempat makan dan minum harus tersedia cukup,
bahannya dari bambu, almunium atau apa saja yang kuat dan tidak bocor juga
tidak berkarat. Untuk tempat grit dengan kotak khusus
e. Alat-alat
rutin Alat-alat rutin termasuk alat kesehatan ayam seperti: suntikan, gunting
operasi, pisau potong operasi kecil, dan lain-lain.
ii.
Pembibitan
Ternak yang dipelihara
haruslah memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. ternak sehat dan tidak cacat pada fisiknya
b. pertumbuhan dan perkembangannya normal
c. ternak berasal dari pembibitan yang dikenal
d. keunggulannya.
e. tidak ada lekatan tinja di duburnya.
Ø Pemilihan Bibit dan Calon
Induk
Ada
beberapa pedoman teknis untuk memilih bibit/DOC (Day Old Chicken)/ayam umur
sehari:
a. Anak ayam (DOC
) berasal dari induk yang sehat.
b. Bulu tampak
halus dan penuh serta baik pertumbuhannya .
c. Tidak
terdapat kecacatan pada tubuhnya.
d. Anak ayam
mempunyak nafsu makan yang baik.
e. Ukuran
badan normal, ukuran berat badan antara 35-40 gram.
f. Tidak ada
letakan tinja diduburnya.
Ø Perawatan
Bibit dan Calon Induk
Dilakukan setiap saat, bila ada gejala kelainan pada
ternak supaya segera diberi perhatian secara khusus dan diberikan pengobatan
sesuai petunjuk Dinas Peternakan setempat atau dokter hewan yang bertugas di
daerah yang bersangkutan.
iii.
Pemeliharaan
Ø
Pemberian Makan Dan Minum
Untuk pemberian pakan ayam ras broiler ada 2 (dua) fase yaitu fase starter
(umur 0-4 minggu) dan fase finisher (umur 4-6 minggu).
a. Kualitas dan
kuantitas pakan fase starter adalah sebagai berikut:
- kualitas
atau kandungan zat gizi pakan terdiri dari protein 22-24%, at kasar 4%, Kalsium
(Ca) 1%, Phospor (P) 0,7-0,9%, ME 2800-3500 Kcal.
- kuantitas
pakan terbagi/digolongkan menjadi 4 (empat) golongan yaitu minggu pertama (umur
1-7 hari) 17 gram/hari/ekor, minggu kedua (umur 8-14 hari) 43 gram/hari/ekor,
minggu ke-3 (umur 15-21 hari) 66 gram/hari/ekor dan minggu ke-4 (umur 22-29
hari) 91 gram/hari/ekor.
Jadi jumlah pakan yang dibutuhkan tiap ekor sampai pada umur 4 minggu sebesar
1.520 gram.
b.Kualitas dan kuantitas
pakan fase finisher adalah sebagai berikut:
- kualitas
atau kandungan zat gizi pakan terdiri dari protein 18,1-21,2%; lemak 2,5%,
serat kasar 4,5%, kalsium (Ca) 1%, Phospor (P) 0,7-0,9% dan energi (ME) 2900-3400
Kcal.
- kuantitas
pakan terbagi/digolongkan dalam empat golongan umur yaitu: minggu ke-5 (umur
30-36 hari) 111 gram/hari/ekor, minggu ke-6 (umut 37-43 hari) 129
gram/hari/ekor, minggu ke-7 (umur 44-50 hari) 146 gram/hari/ekor dan minggu
ke-8 (umur 51-57 hari) 161 gram/hari/ekor. Jadi total jumlah pakan per ekor
pada umur 30-57 hari adalah 3.829 gram
- Pemberian minum disesuaikan
dangan umur ayam yang dikelompokkan dalam 2 (dua) fase yaitu:
a.
Fase starter (umur 1-29 hari),
kebutuhan air minum terbagi lagi pada masing-masing minggu, yaitu minggu ke-1
(1-7 hari) 1,8 lliter/hari/100 ekor; minggu ke-2 (8-14 hari) 3,1 liter/hari/100
ekor, minggu ke-3 (15-21 hari) 4,5 liter/hari/100 ekor dan minggu ke-4 (22-29
hari) 7,7 liter/hari/ekor. Jadi jumlah air minum yang dibutuhkan sampai umur 4
minggu adalah sebanyak 122,6 liter/100 ekor. Pemberian air minum pada hari
pertama hendaknya diberi tambahan gula dan obat anti stress kedalam air
minumnya. Banyaknya gula yang diberikan adalah 50 gram/liter air.
b.
Fase finisher (umur 30-57 hari),
terkelompok dalam masing-masing minggu yaitu minggu ke-5 (30-36 hari) 9,5
liter/hari/100 ekor, minggu ke-6 (37-43 hari) 10,9 liter/hari/100 ekor, minggu
ke-7 (44-50 hari) 12,7 liter/hari/100 ekor dan minggu ke-8 (51-57 hari) 14,1
liter/hari/ekor. Jadi total air minum 30-57 hari sebanyak 333,4
liter/hari/ekor.
2.2.5.
Hama Dan Penyakit
Ø Penyakit
1.
Berak darah (Coccidiosis)
Gejala: tinja berdarah dan mencret, nafsu makan kurang, sayap terkulasi,
bulu kusam menggigil kedinginan. Pengendalian: (1) menjaga kebersihan
lingkungaan, menjaga litter tetap kering; (2) dengan Tetra Chloine Capsule
diberikan melalui mulut; Noxal, Trisula Zuco tablet dilarutkan dalam air minum
atau sulfaqui moxaline, amprolium, cxaldayocox.
Ø Tetelo (NCD/New Casstle Diseae)
Gejala: ayam sulit bernafas, batuk-batuk, bersin, timbul bunyi ngorok, lesu,
mata ngantuk, sayap terkulasi, kadang berdarah, tinja encer kehijauan yang
spesifik adanya gejala “tortikolis”yaitu kepala memutar-mutar tidak menentu dan
lumpuh. Pengendalian:
(1) menjaga kebersihan lingkungan dan peralatan yang tercemar virus, binatang
vektor penyakit tetelo, ayam yang mati segera dibakar/dibuang; (2) pisahkan
ayam yang sakit, mencegah tamu masuk areal peternakan tanpa baju yang
mensucihamakan/ steril serta melakukan vaksinasi NCD. Sampai sekarang belum ada
obatnya.
Ø Hama
1.
Tungau (kutuan)
Gejala: ayam gelisah, sering mematuk-matuk dan mengibas-ngibaskan bulu
karena gatal, nafsu makan turun, pucat dan kurus.
Pengendalian:
(1) sanitasi lingkungan kandang ayam yang baik; pisahkan ayam yang sakit dengan
yang sehat; (2) dengan menggunakan karbonat sevin dengan konsentrasi 0,15% yang
encerkan dengan air kemudian semprotkan dengan menggunakan karbonat sevin
dengan konsentrasi 0,15% yang encerkan dengan air kemudian semprotkan ketubuh
pasien. Dengan fumigasi atau pengasepan menggunakan insektisida yang mudah
menguap seperti Nocotine sulfat atau Black leaf 40.
Ø P a n e n
a. Hasil Utama
Untuk usaha ternak ayam
pedaging, hasil utamanya adalah berupa daging ayam
b. Hasil Tambahan
Usaha ternak ayam
broiler (pedaging) adalah berupa tinja atau kotoran kandang dan bulu ayam.
Ø Pasca Panen
1)
Stoving
Penampungan ayam sebelum dilakukan pemotongan, biasanya ditempatkan di kandang
penampungan (Houlding Ground)
2)
Pemotongan
Pemotongan ayam dilakukan dilehernya, prinsipnya agar darah keluar keseluruhan
atau sekitar 2/3 leher terpotong dan ditunggu 1-2 menit. Hal ini agar kualitas
daging bagus, tidak mudah tercemar dan mudah busuk.
3)
Pengulitan atau Pencabutan Bulu
Caranya ayam yang telah dipotong itu dicelupkan ke dalam air panas (51,7-
54,4 derajat C). Lama pencelupan ayam broiler adalah 30 detik. Bulu-bulu yang
halus dicabut dengan membubuhkan lilin cair atau dibakar dengan nyala api biru.
4)
Pengeluaran Jeroan
Bagian bawah dubut dipotong sedikit, seluruh isi perut (hati, usus dan
ampela) dikeluarkan. Isi perut ini dapat dijual atau diikut sertakan pada
daging siap dimasak dalam kemasan terpisah.
5)
Pemotongan Karkas
Kaki dan leher ayam dipotong. Tunggir juga dipotong bila tidak disukai.
Setelah semua jeroan sudah dikeluarkan dan karkas telah dicuci bersih, kaki
ayam/paha ditekukan dibawah dubur. Kemudian ayam didinginkan dan dikemas.
2.3.
Sistem Akuntansi perusahaan
1.
pengertian
Setelah mengetahui pengertian dari akuntansi maupun sistem secara
tersendiri, maka dengan mudah dapat menemukan pemahaman mengenai sistem
akuntansi. Sistem akuntansi sangat diperlukan dalam setiap organisasi atau
perusahaan, suatu sistem akuntansi yang digunakan berguna untuk mencapai suatu
tujuan perusahaan, agar terciptanya suatu efisiensi dan efektifitas.
Ø
Pendapat Beberapa Ahli Mengenai
Pengertian Ssistem Akuntansi
§ Menurut
Warren, Reeve, Fees yang diterjemahkan oleh Aria Farahwati dalam bukunya Warren,
Reeve, Fees Accounting (2005:234), Sistem
akuntansi adalah metode dan prosedur untuk mengumpulkan,
mengklarifikasikan, mengikhtisarkan, dan melaporkan informasi operasi dan
keuangan sebuah perusahaan.
§ menurut Mulyadi dalam
bukunya SistemAkuntansi(2001:3):
Sistem akuntansi adalah organisasi formulir, catatan, dan laporan yang dikoordinasi
sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang memudahkan manajemen
guna memudahkan pengelolaan perusahaan.”
§
Menurut Howard F. Settler: Sistem akuntansi adalah formulir-formulir, catatan-catatan,
prosedur-prosedur, dan alat-alat yang digunakan untuk mengolah data mengenai
usaha suatu kegiatan ekonomis dengan tujuan untuk menghasilkan umpan balik
dalam bentuk laporan-laporan yang diperlukan oleh manajemen untuk mengawasi
usahanya, dan bagi pihak-pihak lain yang berkepentingan seperti pemegang saham,
kreditor, dan lembaga-lembaga pemerintah untuk menilai hasil operasi”
2.
Dokumen Yang Digunakan
Perusahaan ayam
pedaging merupakan perusahaan yang bergerak pada bidang industri penyiapan
bahan mentah, oleh karnanya, banyak dokumen uang di gunakan dalam usaha
tersebut. Adapun beberapa sistem akuntansi yang digunakan antara lain:
1.
Sistem
Akuntansi Penjualan.
2.
Sistem
Akuntansi Piutang.
3.
Sistem
Akuntansi Pembelian.
4.
Sistem
Akuntansi Utang.
5.
Sistem
Akuntansi penggajian dan pengupahan.
3.
Fungsi-fungsi Yang Terkait
|
Fungsi
Bagian
akuntansi
|
Fungsi
Bagian
kasa
|
Fungsi Bagian
order penjualan
(pelayanan)
|
Penjualan
|
Fungsi
Yang Terkait Dalam Sistem Akuntansi
|
|
Fungsi
bagian akuntansi
piutang
|
Fungsi
retur
piutang
|
Fungsi
bagian
piutang
|
Piutang
|
|
fungsi
akuntansi
|
fungsi
penerimaan
|
fungsi
pembelian
|
ungsi
gudang
|
Pembelian
|
|
Fungsi
Akuntansi
|
Fungsi
Pengiriman
|
Fungsi
Pembelian
|
Fungsi
Gudang
|
Utang
|
|
Fungsi akuntansi;
Fungsi keuangan.
|
Fungsi pembuat
daftar gaji
|
Fungsi pencatatan
waktu;
|
Fungsi
kepegawaian;
dan upah;
|
Penggajian dan pengupahan
|
4.
Sistem Pengendalian Intern
Praktek
yang sehat
|
Sistem
otoritasi
Danprosedur
pencatatn
|
organisasi
|
Penjualan
|
Sistem
Pengendalian Intern
|
Praktek
yang sehat
|
Sistem
otoritasi
Danprosedur
pencatatn
|
organisasi
|
Piutang
|
|
Praktek
yang sehat
|
Sistem
otoritasi
Danprosedur
pencatatn
|
organisasi
|
Pembelian
|
|
Praktek
yang sehat
|
Sistem
otoritasi
Danprosedur
pencatatn
|
organisasi
|
Utang
|
|
Praktek
yang sehat
|
Sistem
otoritasi
Danprosedur
pencatatn
|
organisasi
|
Penggajian dan pengupahan
|
5.
Jaringan Prosedur Yang Membentuk
Prosedur
pencatatn penjualan
|
Prosedur
pembungkusan
|
Prosedur
penerimaan kas
|
Prosedur order penjualan
|
Penjualan
|
Jaringan
Prosedur Yang Membentuk
|
Pernyataan
Faktur Yang Belum Dillunasi
|
Pernyataan
Saldo Berjalan Dengan Rekening Konvensional
|
Pernyataan
Satuan
|
Pernyataan
Saldo Akhir Bulan
|
Piutang
|
|
Prosedur penerimaan
barang
|
Prosedur order
pembelian
|
Prosedur permintaan
penawaran harga dan pemilihan pemasok
|
Prosedur permintaan
pembelian
|
Pembelian
|
|
|
Prosedur
Pencatatan Utang
|
Prosedur
Pengiriman Barang
|
Prosedur
Perintah Retur Pembelian
|
Utang
|
|
.
|
Prosedur penggajian
dan pengupahan.
|
Prosedur pencatatan waktu
|
Prosedur
untuk bagian personalia
|
Penggajian dan pengupahan
|
6.
Bagan Alir Sistem Akuntansi
Ø
Bagan Alir Sistem Akuntansi Penjualan non
Tunai
KBP Karyawan Bendahara
Sekretaris Ketua
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Penerapan sistem
informasi akuntansi penjualan dimulai dari bagian penjualan yang menerima
pesanan dan pelanggan, kemudian bagian penjualan membuat sales kontak, setelah
sales kontrak disetujui oleh pembeli lalu bagian penjualan meng-input ke file delivery order dan membuat delivery
order.
Bedasarkan
penerapan sistem informasi akuntansi penjualan terdapat kebaiakan dan kelemahan
yang dihadapi perusahaan. Kebaikannya adalah perusahaan sudah melaksanakan
pemisahan fungsi dan tanggung jawab setiap bagian yaitu bagian penjualan,
bagian gudang dan bagian akuntansi.
Kelemahan dari
sistem akuntansi penjualan adalah meskipun sudah ada pemisahan fungsi antara
bagian penjualan, bagian pembelian dan bagian penjualan menyiapkan barang
sekaligus melakukan pengiriman barang ke pelanggan.
3.2. Saran
Berdasarkan analisis dan kesimpulan, maka
penulis mencoba memberikan saran yang sesuai dengan kemampuan penulis, yang
diharapkan dapat bermanfaat bagi kemajuan dan perkembangan perusahaan dimasa
mendatang adlah sebagai berikut:
1. Perusahaan sebaiknya melakukan pelatihan agar
dapat dijelaskan mengenai kebijakan dan sub sistem yang diterapkan oleh
perusahaan.
2. Dalam menerapkan sistem komputerisasi
akuntansi , sebaiknya disusun suatu pedoman tertulis mengenai kebijakan sistem dan
prosedur akuntansi yang yang sudah di komputerisasi.
Informasi yang sangat bermanfaat, thanks sharingnya...
BalasHapusUntuk blog yang mengulas Manajemen Akuntansi Praktis Bisnis Peternakan Ayam, silakan kunjungi bisnisfarm.wordpress.com
Semoga Bermanfaat, Salam Sukses :)