MAKALAH
FUNGSI,
PERANAN DAN PRINSIP PENGAJARAN IPS
Mata kuliah:
PENGANTAR IPS
Dosen : Susi
Darwati. S.Pd
Di Susun Oleh
1. Saiful Bahri :10150097
1. Saiful Bahri :10150097
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
STKIP-PGRI BANDAR LAMPUNG
2010-2011
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa,dan berkat rahmat
dan karunianya yang dilimpahkan kepada kita semua sehingga penulis bias
menyelesaikan makalah tentang” Fungsi Ips, Peranan Ips Dan Prinsip Pengajaran
Ips.” Ini tepat pada waktunya.
Terimakasih penulis ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penulisan makalah ini sehingga dapat juga penulis selesaikan.
Menyadari dalam tulisan ini masih banyak kekurangan,kepada semua pihak
yang membacanya saran dan kritiknya yang membangun demi penyempurnaan pada
makalah ini kelak.
Bandar Lampung, November
2010
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………………… i
KATA PENGANTAR…………………………………………. ii
DAFTAR ISI………………………………………………....... iii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………… 1
BAB II PEMBAHASA
2.1.
Definisi ips…………………………………………. 3
2.2.
Fungsi Pengajaran IPS…………………………… 5
2.3.
Peranan Pengajaran IPS…………………………. 6
2.4.
Prinsip Penajaran IPS……………………………. 7
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN
3.1.
Kesimpulan……………………………………….. 10
3.2.
Saran………………………………………………. 10
BAB IV DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB
I
PENDAHULUAN
IPS merupakan mata pelajaran yang mempelajari kehidupan
sosial yang didasarkan pada bahan kajian geografi, ekonomi, sosiologi,
antropologi, tatanegara dan sejarah (kurikulum, 1994) yang bertujuan untuk
mengembangkan pengetahuan dan keterampilan dasar yang berguna bagi dirinya dalm
kehidupan sehari – hari, tetapi kenyataan dilapangan berbeda dengan yang
diharapkan, IPS dalam kehidupan, baik kalangan siswa maupun orang tua dianggap
sesuatu yang tidak membanggakan, contoh lain : IPS hanya sebagai hapalan belaka
sehngga bosan, tidak dapat menggunakan alat –alat kongkrit (fasif), tidak
menjamin, sehingga yang amsuk IPS dianggap orang – orang yang gagal, padahal
tidak demikina eksistensi IPS dalam membentuk kepribadian dan mengasah
kecerdsan siswa.
Pada zaman sekarang (globalisasi),ips sudah diajarkan pada peserta
didik dari SD (Sekolah Dasar).Tidak hanya SMP,SMA saja, pendidikan ips secara
positif dapat diartikan sudah dibutuhkan sejak jenjang pertama pendidikan,
terbukti dengan adanya pelajaran ips sejak SD (Sekolah Dasar). Berbeda dengan
pada zaman dahulu ips mulai diajarkan pada siswa ketika mulai menginjak
pendidikan menengah pertama (SMP).Pada dasarnya ips dibutuhkan manusia untuk
bersosial antar individu. Sebagai contoh kecil saja, manusia hidup pasti
membutuhkan bantuan orang lain oleh
karnanya ips sangat dibutuhkan oleh individu supaya bias berinteraksi
denan sesama manusia, manusia perlu tau tentang manusia lain. Oleh karnanya ips
sangat dibutuhkan sejak jejang pendidikan paling dasar (SD). Lambat laun ips
mempunyai fungsi dan peranan dalam kehidupan bermasyarakat. Oleh karna itu,
dalam menghadapi dunia global ips menjadi bahan pengajaran pertama dalam
pendidikan. Inilah yang melatarbelakangi bagi saya untuk menyusun sebuah
makalah mengenai fungsi ips peranan ips dan prinsip pengajaran ips.
Dalam kehidupan sehari hari ips sangat dibutuhkan oleh manusia,
tetapi faktor utama agar manusia bias bersosial meliputi keluarga, sekolah dan
masyarakat. Tidak hanya dalam masyarakat dalam saja tetapi melipiti masyarakat
yang lebih luas (Interrnasional). Di Indonesia sendiri khususnya pelajaran ips
bisa dikatakan maju, itu sebabnya ips sudah diajarkan sejak jenjang pendidikan
pertama.
1
Mengapa IPS harus dipelajari dan
diajarkan kepada anak didik? Padahal pengetahuan sosial itu telah melekat pada
diri kita, dan tak asing lagi. Memang pengetahuan sosial itu diperoleh secara
alamiah dari kekdupan sehari-hari, telah ada pada diri kita masing-masing namun
hal ini belum cukup menginat kehidupanmasyarakatdengan segala permasalahannyamakin
berkembang.untuk menghadapi keadaan demikian pengetahuan sosial yang diperoleh
secara alamiah tidak cukup. Disini perlu pendidikan formal khususnya pendidikan
IPS
Apa tujuan yang wajib dicapai dari
pendidikan IPS ? Pertanyaan ini bisa dijawab: tujuan yang ingin dicapai adalah
membina anak didik menjadi warga negara yang baik yang memiliki pengetahuan
ketrampilan dan kepdulian sosial yang berguna bagi dirinya sendiri sertab g
masyyarakat dan negara.
Pentingnya pelajaran ips membuat masyarakat (khususnya Indonesia)
mulai mempelajari tentang peranan, fungsi dan prinsip pengajaran ips. Fungsi
dan peranan ips tanpa disadari oleh individu sudah menguasai dirinya sendiri.
Mengenai prinsip pengajaran ips itu lebih cenderung pada pendidik untuk
menyampaikan pengajaran ips. Secara umum dapat diartikan bahwasanya prinsip
adalah pedoman pendidik untuk menyampaikan pelejaran ips. Pertanyaan yang dapat
di kemukakan adalah apakah ada penjelasan yang lebih luas tentang fungsi,
peranan, prinsip pengajaran ips? Dan bagai manakah solusi yang tepat agar ips
dapat diterima masyarakat secara cepat tanggap?
Masalah pokok kita kemudian adalah bagaimana cara yang tepat dalam
pengajaran ips? Dalam hal tersebut akan dijelaskan lebih luas dalam pembahasan
mengenai fungsi, peranan dan prinsip pengajaran ips.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Ips
Ips (Ilmu Pengetahuan Sosial) adalah bidang studi yang
mempelajari, menelaah, menganalisis gejala dan masalah sosial di masyarakat
dengan meninjau dari berbagai aspek kehidupan atau satu perpaduan.
Sifat IPS sama dengan studi sosial yang praktis, interdisipliner dan diajarkan mulai dari pendidikan dasar sampai perguruan tinggi. IPS yang diajarkan pada pendidikan dasar dan menengah, menjadi dasar pengantar bagi mempelajari IPS / Studi Sosial ataupun ilmu Sosial di Perguruan Tinggi. Bahkan dalam kerangka kerjanya dapat saling melengkapi.
Sifat IPS sama dengan studi sosial yang praktis, interdisipliner dan diajarkan mulai dari pendidikan dasar sampai perguruan tinggi. IPS yang diajarkan pada pendidikan dasar dan menengah, menjadi dasar pengantar bagi mempelajari IPS / Studi Sosial ataupun ilmu Sosial di Perguruan Tinggi. Bahkan dalam kerangka kerjanya dapat saling melengkapi.
Pengetahuan Sosial menjadi salah satu mata pelajaran
dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang dimulai dari Kelas I sampai
dengan Kelas VI (SD dan MI) dan dari kelas VII sampai dengan Kelas IX (SMP dan
MTs). Melalui mata pelajaran Pengetahuan Sosial, peserta didik diarahkan,
dibimbing, dan dibantu untuk menjadi warga negara Indonesia dan warga dunia
yang efektif.
IPS sebagai mata
pelajaran pada kurikulum sekolah menengah yang merupakan model pemisahan
separated curriculum dari mata pelajaran sejarah, geografi, dan ekonomi.
Standar kompetensi lintas kurikulum merupakan kecakapan untuk hidup dan belajar
sepanjang hayat yang dibakukan dan harus dicapai oleh peserta didik melalui
pengalaman belajar. Standar kompetensi ada dua bidang, yaitu kompetensi lintas
kurikulum dan standar kompetensi bahan kajian, cakupan materinya yang meliputi
4 bidang; Sistem sosial budaya, Manusia, tempat, dan lingkungan, Perilaku
ekonomi dan kesejahteraan, Waktu, keberlanjutan, dan perubahan. Terdapat 6
rambu-rambu yang perlu dijadikan pedoman bagi pengembangan yang harus dilakukan
oleh guru dalam pengembangan silabus dan program pembelajaran KBK.
3
Standar
kompetensi untuk bahan kajian ilmu-ilmu sosial dan pendidikan kewarganegaraan.
Kompetensi dirumuskan dalam kurikulum adalah sebagai dasar untuk dikembangkan
dalam mata pelajaran.
Tujuan
pendidikan IPS secara teoretik tidak hanya terdapat dalam kurikulum secara
eksplisit, namun tumbuh dalam berbagi konsepsi pemikiran yang dikembangkan para
pakar. Beberapa definisi yang coba diangkat, selalu memuat konsep tentang
tujuannya. Tradisi di mana pendidikan IPS ini dikembangkan mewarnai rumusan
tujuan sehingga tampak rumusan ini sangat kontekstual dengan sosial budaya
pendidikan sebagai latarnya.
Ada Beberapa Kajian yang Dipelajari dalam Ilmu Sosial
1.
Sosiologi mempelajari segala hal yang berhubungan dengan aspek hubungan
sosial meliputi proses, faktor, perkembangan, permasalahan dan lain-lain
2.
Ilmu Ekonomi mempelajari proses, perkembangan dan permasalahan yang
berhubungan dengan ekonomi
3.
Segala aspek psikologi yang berhubungan dengan sosial dipelajari dalam
ilmu psikologi sosial ..-
4.
Aspek budaya perkembangandan permasalahannya dipelajari dalam antropologi
5.
Aspek sejarah yang tak dpt dipisahkan dalam kekhidupopan kita dipelajari
dalam sejarah
6.
Aspek geografi yang memberi efek ruang terhadap kehidup manusia
dipelajari geografi
7.
Aspek politik yang menjadi landasan keutuhan dan kesejahteraan masyarakat
dipelajari dalam ilmu politik
8.
Norma, nilai bahasa, seni dsb yang menjadi komponen dalam kehidupan
manusia dipelajari dalam bidang humaniora walau humaniora dan ilmu sosial
berbeda namun mengkaji obyek yang sama sehingga IPS mengintegrasikan keduanya.
Oleh karena itu IPS merupakan mata pelajtan
atau mata kuliah yang mempelajari kehidupan sosial yang kajiannya
mengintegrasikan bidang-bidang ilmu sosial dan humaniora
4
2.2 Fungsi Pengajaran IPS
Didalam konteks ini IPS mempunyai berbagai fungsi didalam pengajarannya. Membekali
anak didik dengan pengetahuan sosial yang berguna, ketrampilan sosial dan
intelektual dalam membina perhatian serta kepedulian sosial nya sebagai SDM
yang bertanggung jawab dalam merealisasikan tujuan nasional1. Melalui mata pelajaran Pengetahuan Sosial, peserta didik
diarahkan, dibimbing, dan dibantu untuk menjadi warga negara Indonesia dan
warga dunia yang efektif.
Beberapa fungsi
pengajaran ips yaitu:
1.Memberikan kemapuan
memahami identitas diri dan keluraga dalam rangka berinteraksi di lingkungan
rumah.
2. Memberikan kemampuan dalam menerapkan hak dan kewajiban, sikap saling menghormati dan hidup hemat dalam keluraga serta memelihara lingkungan.
3. Memberikan kemampuan memahami kronologis peristiwa penting dalm keluraga, kedudukan dalam keluraga serta hak dan kewajiban dalam lingkungan masyarakat.
4. Memberikan kemapuan memahami keragaman suku bangsa dan budaya, perkembangan teknologi, persebarab SDA,sosila,dan aktivitasnya dalam jula beli, menghargai peninggalan di lingkungan setempat dan sikap kepahlawanan dan patroitisme, serta hak dan kewajiban warga negara.
5. Memberikan kemapuan memahami keragaman kemampuan alam sosial, budaya, dan kegiatan ekonomi di Indonesia serta memahami, menghargai, dan melestarikan sejarah perjalanan bangsa Indonesia
6. Memberikan kemampuan memahami peran masyarakat, sebagai potensi bangsa dalam mempertahankan kemerdekaan, kegitan ekonomi negara Indonesia dan negara tetangga, kenampakkan alam dunia, dan kedudukan masyarakat sebagi potensi bangsa dalam melaksanakan hak azasi manusia dan nilai-nilai pancasila.
2. Memberikan kemampuan dalam menerapkan hak dan kewajiban, sikap saling menghormati dan hidup hemat dalam keluraga serta memelihara lingkungan.
3. Memberikan kemampuan memahami kronologis peristiwa penting dalm keluraga, kedudukan dalam keluraga serta hak dan kewajiban dalam lingkungan masyarakat.
4. Memberikan kemapuan memahami keragaman suku bangsa dan budaya, perkembangan teknologi, persebarab SDA,sosila,dan aktivitasnya dalam jula beli, menghargai peninggalan di lingkungan setempat dan sikap kepahlawanan dan patroitisme, serta hak dan kewajiban warga negara.
5. Memberikan kemapuan memahami keragaman kemampuan alam sosial, budaya, dan kegiatan ekonomi di Indonesia serta memahami, menghargai, dan melestarikan sejarah perjalanan bangsa Indonesia
6. Memberikan kemampuan memahami peran masyarakat, sebagai potensi bangsa dalam mempertahankan kemerdekaan, kegitan ekonomi negara Indonesia dan negara tetangga, kenampakkan alam dunia, dan kedudukan masyarakat sebagi potensi bangsa dalam melaksanakan hak azasi manusia dan nilai-nilai pancasila.
5
Pada hakekatnya perkembangan
hidup manusia mulai saat lahir sampai menjadi dewasa tak dapat terlepas dari
masyarakat. Oleh karena itu pengetahuan sosial dapat dikatakan tak asing bagi
tiap orang Pengetahuan Sosial menjadi salah satu mata
pelajaran dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang dimulai dari Kelas I
sampai dengan Kelas VI (SD dan MI) dan dari kelas VII sampai dengan Kelas IX
(SMP dan MTs). Fungsi fungsi tersebut diatas sangat diperlukan oleh msyarakat.
Oleh karnanya IPS menjadi acuan belajar pertama dalam pendidikan,
2.3. Peranan Pengajaran IPS
Peranan pengajaran ips di Indonesia merupakan faktor
yang dinilai penting oleh pemerintah, oleh karnanya ips sudah diberlakukan
mulai dari jenjang pendidikan yang paling dasar. IPS sendiri mempunyai cabang
ilmu yang paling banyak dibanding dari ilmu pengetahuan lainnya. Secara umum
bisa dikatakan peranan pengajaran ips sama dengan fungsi pengajaran ips, peranan
peranan pengajaran ips antara lain:
1.
Mempersiapkan siswa untuk
berfikir lebih maju.
2.
Membekali siswa tentang pengetahuan
social yang berguna.
3. Memberikan kemapuan memahami identitas diri dan keluraga dalam
rangka berinteraksi di lingkungan rumah.
4.Memberikan kemampuan dalam menerapkan hak dan kewajiban, sikap saling menghormati dan hidup hemat dalam
keluraga serta memelihara lingkungan.
5. Memberikan kemampuan memahami kronologis
peristiwa penting dalm keluraga, kedudukan dalam keluraga serta hak dan
kewajiban dalam lingkungan masyarakat.
6. Memberikan
kemapuan memahami keragaman suku bangsa dan budaya, perkembangan teknologi,
persebarab SDA,sosila,dan aktivitasnya dalam jula beli, menghargai peninggalan
di lingkungan setempat dan sikap kepahlawanan dan patroitisme, serta hak dan
kewajiban warga negara.
6
7.Memberikan kemapuan memahami keragaman kemampuan alam sosial,
budaya, dan kegiatan ekonomi di Indonesia serta memahami, menghargai, dan
melestarikan sejarah perjalanan bangsa Indonesia .
Peranan peranan tersebut menjadi acuan pemerintah untuk
menjadi bahan ajar pertama dalam pendidikan.
2.4. Prinsip Pengajaran
IPS
Pembelajaran menurut
Resnik yang dikutip oleh Martorella 1991, dijelaskan sebagai berikut :
Pembelajaran tidak dapat diartikan secara sederhana sebagai alih informasi
pengetahuan dan ketrampilan ke dalam benak siswa.
Pembelajaran yang efektif seyogyanya membantu
siswa menempatkan diri dalam situasi di mana mereka mampu melakukarn
konstruksi-konstruksi pemikirannya dalam situasi wajar, alami, dan mampu
mengekpresikan dirinya secara tepat apa yang mereka rasakan dan mampu
melaksanakannya.
Hal tersebut mengandung
pengertian bahwa pembelajaran selain harus mampu memotivasi siswa untuk aktif,
kreatif dan inovatif, juga hams disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa
itu sendiri. Oleh karena itu dalam kurikulum pendidikan IPS sekolah dasar tahun
1994 butir 9 tentang hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan GBPP
(Depdikbud, 1993) dijelaskan bahwa dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran
guru hendaknya menerapkan prinsip belajar aktif, yakni pembelajaran yang
melibatkan siswa secara fisik, mental (pemikiran, perasaan dan sikap sosial)
serta sesuai dengan tingkat perkembangan anak.
Kenyataan di lapangan menunjukkan hal yang berbeda
dengan konsep di atas, sehingga Sunal tahun 1990 menyimpulkan bahwa buku-buku
teks IPS yang telah ditulis oleh para ahli, tidak menyajikan proses
pembelajaran IPS yang dituntut oleh apa yang seharusnya dilakukan guru dan apa
yang diinginkan siswa.
7
Ada beberapa prinsip dalam pengajaran ips antara lain
sebagai berikut:
- Prinsip
Pengorganisasian Pembelajaran IPS yang Berorientasi padaLingkungan.
Banyak hal yang
dapat kita kembangkan mengenai masalah-masalah sosial yang kita anggap penting.
Selain itu kita dapat mengembangkannya sesuai dengan kebutuhan siswa. Bukankah
salah satu ciri pembelajaran IPS yang dianggap sebagai hasil pembaruan adalah
(1) bahan pelajaran akan lebih banyak memperhatikan kebutuhan dan minat siswa;
(2) bahan pelajaran akan lebih banyak memperhatikan masalah-masalah sosial; (3)
bahan pelajaran akan lebih memperhatikan keterampilan berpikir, khususnya
keterampilan meneliti; (4) bahan pelajaran akan lebih memberikan perhatian
terhadap pemeliharaan dan pemanfaatan lingkungan alam sekitarnya; serta (5)
susunan bahan pelajaran akan lebih bervariasi mulai dari pendekatan kewargaan
negara, fungsional, humanistik, dan structural.
Untuk lebih
meningkatkan kadar inovasi dan kreativitas siswa dalam proses pembelajaran
IPSdapat digunakan pendekatan lingkungan yang semakin meluas, pendekatan
pemecahan masalah-masalah yang aktual serta pendekatan partisipasi sosial.
Melalui pendekatan-pendekatan tersebut, siswa akan diajak secara langsung
mengenal dunia nyata apa yang ada dalam hidup dan kehidupannya di masyarakat,
yaitu dari mulai lingkungan masyarakat terdekat sampai lingkungan masyarakat
terjauh. Selain itu siswa juga diajak untuk terampil dalam memecahkan berbagai
persoalan hidup dan kehidupannya, yaitu melalui upaya terjun langsung di
masyarakat. Kalau hal ini dapat terlaksana dengan efektif maka proses
pembelajaran IPS di sekolah menjadi jauh lebih menarik karena siswa tidak hanya
diajak untuk belajar secara abstrak saja, akan tetapi siswa akan terjun secara
langsung dalam kehidupan di masyarakat.
2.Prinsip Pengorganisasian Pembelajaran IPS yang Berorientasi pada Disiplin Ilmu
8
Pendekatan
Monodisiplin atau sering disebut juga sebagai pendekatan struktural, yaitu
suatu bentuk atau model pendekatan yang hanya memperhatikan satu disiplin ilmu
saja, tanpa menghubungkan dengan struktur ilmu yang lain. Jadi, pengembangan
materi berdasarkan ciri dan karakteristik dari bidang studi yang bersangkutan.
Dalam pendekatan
pengorganisasian materi ini sejarah diajarkan terpisah dari geografi, ekonomi,
sosiologi, antropologi, politik, dan hukum. Begitu juga manakala guru
mengajarkan ekonomi akan terlepas dari bidang studi lainnya. Hal ini
dikarenakan materi pelajaran yang diajarkan siswa sepenuhnya dikembangkan dari
disiplin ilmu yang bersangkutan secara mandiri. Bentuk pendekatan
pengorganisasian ini merupakan bentuk tertua dari bentuk-bentuk
pengorganisasian materi yang ada dan berkembang dewasa ini.
Menurut Udin
Saripudin W. (1989: 87) model pendekatan ini memusatkan perhatian pada konsep
dan metode kerja suatu disiplin ilmu sosial tertentu, misalnya antropologi atau
sosiologi. Hal yang menjadi titik pangkal pendekatan ini adalah konsep atau
generalisasi atau teori yang menjadi kekayaan bidang studi yang bersangkutan.
Contohnya, yaitu sebagai berikut.
Pendekatan interdisipliner memusatkan perhatian pada
masalah-masalah sosial yang dapat didekati dari berbagai disiplin keilmuan
social
Pendekatan Interdisipliner disebut juga pendekatan terpadu atau
integrated approach atau istilah yang digunakan Wesley dan Wronski adalah
'correlation' untuk pendekatan antarilmu, sedangkan integration untuk pendekatan
terpadu.
3.Prinsip Konstruktivisme dalam Pembelajaran IPS
Penganut
konstruktivisme kognitif berpandangan bahwa makna suatu realitas tidak terletak
pada realitas itu sendiri, tetapi pada struktur mental atau skemata-skemata
interpretasi yang terdapat di dalam pikiran (kognisi) manusia.Konstruktivis
sosial lebih memandang faktor interaksi dengan lingkungan sosial dan variasi
sosial-budaya sebagai faktor yang banyak berpengaruh pada konstruksi
pengetahuan individu.Dalam perspektif konstruktivisme kognitif, pembelajaran
Pendidikan IPS sebagai suatu ilmu pengetahuan atau pengetahuan sosial,
seyogianya dikondisikan agar mampu memfasilitasi siswa melakukan interaksi diri
dengan berbagai lingkungan sosial yang lebih luas.
9
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.
Fungsi dan peranan pengajaran
IPS di Indonesia hamper sama faktornya tidak ada perbedaan diantara keduanya
tetapi saling melengkapi.
2.
Di dalam pengajaran IPS guru berperan
penting dalam pengajaran atau menyampaikan materi.
3.
Ada beberapa cara untuk
melakukan penyampaian materi kepada peserta didik diantaranya melakukan
pendekatan.
4.
IPS sudah menjadi bahan ajar
paling dasar di Indonesia sebab sudah diajarkan mulai dari SD (Sekolah Dasar).
5.
Di dalam pengajaran IPS
terdapat 4 prinsp yakni:
·
Prinsip
Pengorganisasian Pembelajaran IPS yang Berorientasi padaLingkungan
·
Prinsip
Pengorganisasian Pembelajaran IPS yang Berorientasi pada Disiplin Ilmu
·
Prinsip
Konstruktivisme dalam Pembelajaran IPS
·
Prinsip
Belajar Sosial
3.2. Saran
Ada beberapa saran
menurut saya pribadi yaitu: pertama, dalam pengajaran IPS pendidik harus tahu
tentang pendekatan kepada peserta didik, kedua, para peserta didik juga mampu
mengoptimalkan potensi diri. Ketiga, untuk pendidik diharuskan memakai
pendekatan dalam menyampaikan materi kepada peserta didik. Sehingga antara
pendidik dan peserta didik tidak bertentangan tetapi keduanya saling
melengkapi.
10
DAFTAR PUSTAKA
Muhammad Dimyati. (1989). Pengajaran
Ilmu-ilmu Sosial di Sekolah: Bagian Integral Sistem Ilmu Pengetahuan.
Jakarta: Departemen pendidikan dan Kebudayaan, Dirjen Dikti, P2LPTK
Allen, Rodney F., John V. Fleckenstein, and Peter M. Lyons (eds).
(1968). Inquiry in Social Studies Theory
and examples for Classroom Social Studies. Washington DC: NCSS.
Udin Saripudin. (1989). Konsep
dan Masalah Pengajaran Ilmu Sosial di Sekolah Menengah. Jakarta: Dikti.
WEBSITE
www.wekipedia.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar